Tanah Longsor di Tanzania, Tewaskan 47 Orang
pada tanggal
04 Desember 2023
DODOMA, LELEMUKU.COM - Setidaknya 47 orang meninggal dan 85 lainnya terluka dalam bencana tanah longsor yang disebabkan oleh banjir di wilayah utara Tanzania, ungkap pemerintah daerah pada Minggu (3/12). Pengumuman tersebut juga disertai peringatan bahwa jumlah korban kemungkinan akan bertambah.
Hujan lebat pada hari Sabtu (2/12) telah mengguyur kota kecil Katesh, sekitar 300 kilometer di sebelah utara ibu kota Dodoma, kata komisioner distrik Janeth Mayanja.
“Hingga sore ini, jumlah korban meninggal telah mencapai 47 dan 85 orang mengalami luka-luka,” kata Queen Sendiga, komisioner regional di Manyara, kawasan utara Tanzania kepada media lokal.
Kedua pejabat itu juga memperingatkan bahwa jumlah korban meninggal kemungkinan akan meningkat.
Mayanja menambahkan bahwa banyak jalan di kawasan itu telah tertutup oleh lumpur, air dan batang-batang pohon yang rubuh serta bebatuan.
Presiden Tanzania, Samia Suluhu Hassan, dalam konferensi iklim COP28 di Dubai, menyampaikan rasa dukanya dan mengatakan bahwa dia telah memerintahkan pengerahan upaya lebih pemerintah untuk menyelematkan pada korban.
Gambar-gambar yang disiarkan di stasiun televisi milik pemerintah, TBC, menunjukkan banyak rumah-rumah terendam banjir dan kendaraan terjebak di tengah timbunan lumpur tebal.
Setelah mengalami bencana kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya, kawasan Timur Afrika telah dilanda hujan lebat dan banjir selama beberapa pekan yang terkait dengan fenomena cuaca El Nino.
Curah hujan lebat telah membuat lebih dari sejuta penduduk Somalia mengungsi dan ratusan korban meninggal.
Pada Mei, hujan sangat lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor besar di Rwanda yang menimbulkan korban meninggal lebih 130 orang.
El Nino adalah pola cuaca yang terjadi secara alami dan berasal dari kawasan Samudra Pasifik dan menyebabkan kenaikan suhu di seluruh dunia, menciptakan kekeringan parah di sejumlah wilayah dan hujan sangat lebar di wilayah lainnya.
Para ilmuwan telah memperkirakan bahwa dampak buruk dari El Nino saat ini akan dirasakan pada akhir tahun 2023 hingga tahun depan.
Antara Oktober 1997 dan Januari 1998, banjir besar yang diperburuk oleh curah hujan tinggi akibat El Nino telah menyebabkan lebih dari 6 ribu korban meninggal di lima negara, di kawasan ini.
Para ilmuwan mengatakan kejadian cuaca ekstrim seperti banjir, badai, kekeringan dan kebakaran hutan telah menjadi semakin panjang, semakin kuat dan semakin sering karena perubahan iklim yang disebabkan oleh perilaku manusia. (VOA)