Amerika Serikat Hibahkan Miliaran Rupiah untuk Pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara
pada tanggal
10 Maret 2024
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Kamis (7/3/2024) telah mengumumkan hibah sebesar Rp39 miliar ($2,49 juta) untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yang menjadi langkah pertama negara adidaya tersebut dalam proyek monumental relokasi ibu kota baru Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Hibah tersebut akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur prioritas IKN, termasuk sistem transportasi, energi, air, dan pengelolaan limbah.
Direktur Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA), Enoh T. Ebong, menyatakan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk bantuan teknis guna mengembangkan desain rinci, spesifikasi teknis, dokumentasi pengadaan, dan strategi peningkatan kapasitas untuk mendukung pembangunan infrastruktur kota pintar Nusantara.
“Dana ini akan digunakan untuk bantuan teknis guna mengembangkan desain rinci, spesifikasi teknis, dokumentasi pengadaan dan strategi peningkatan kapasitas dalam mendukung pengembangan infrastruktur prioritas kota pintar Nusantara. USTDA hadir untuk mendukung upaya Indonesia membangun ibu kota baru kelas dunia, sebuah upaya menantang yang juga menciptakan banyak peluang kerja sama,” tambah Ebong.
Dalam sebuah forum bisnis di Jakarta, Ebong menegaskan komitmen AS dalam mendukung upaya Indonesia membangun ibu kota baru yang berkualitas dunia, sambil menciptakan peluang kerjasama yang luas. Forum tersebut juga mempertemukan pejabat pemerintah dan pemimpin bisnis dari Indonesia dan AS untuk menjajaki kolaborasi dalam proyek IKN.
Ebong akan mengunjungi Kalimantan Timur pada Jumat (8/3/2024) untuk melihat langsung dan mensosialisasikan program di masa depan untuk mengembangkan IKN.
Mega proyek yang menelan biaya sekitar Rp 466 triliun tersebut melibatkan pembangunan dari awal di atas lahan seluas 256.000 hektar di Kabupaten Penajam Paser Utara, yang terletak di antara kota Balikpapan dan Samarinda.
Sementara itu, Otorita IKN telah mencatat progres signifikan dalam pembangunan infrastruktur dasar, seperti jalan, bendungan, jembatan, dan gedung pemerintahan sejak tahun 2021. Saat ini, progres pembangunan telah mencapai 62,65 persen dan dijadwalkan selesai akhir tahun ini.
“Bukan hanya dari jaringan akademisi yang kaya pengetahuan tapi juga pemasok. Amerika Serikat juara dalam hal ini,” kata Bambang.
Dukungan dari AS dan minat dari sejumlah investor asing, termasuk China dan Malaysia, menandakan pentingnya proyek IKN dalam skala global. Sebuah konsorsium Tiongkok di antaranya akan membangun proyek perumahan di IKN, sementara investor lain berencana untuk menggarap proyek hunian vertikal dengan nilai investasi sekitar Rp40 triliun.
Meskipun proyek ini menghadapi tantangan dan risiko, termasuk politik dan ekonomi, para pengamat optimis terhadap potensi pembangunan IKN. Namun, mereka juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam partisipasi investor asing, dengan AS menjadi salah satu pemain kunci dalam mengimbangi dominasi China dalam proyek tersebut.
Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi di The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho, mengatakan investasi Amerika itu untuk mengimbangi kekuatan dan dominasi negara tertentu.
“Ada baiknya investasi itu tidak dikuasai satu negara besar yaitu China. Oleh karena itu negara seperti AS, kita berharap invest juga di IKN,”kata Andry, “saat ini kan cukup masif kalau kita bandingkan investasi dari AS,” tambah dia.
Selain itu, kata dia, investor saat ini juga sudah bisa membaca kondisi politik di Indonesia, terutama setelah bebrakhirnya Pemilu 2024 berakhir.
“Investor sudah mulai bisa membaca arah akan ke mana. Tapi tentu investor masih melihat kebijakan yang akan dievaluasi, apa yang tidak dilanjutkan, apa regulasi yang akan dilanjutkan,” kata dia
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengakui tak mudah mengajak investor asing untuk berinvestasi di dalam proyek yang masih punya risiko.
“Beberapa risiko yang kemudian bisa muncul misalnya terkait prospek bagaimana IKN bisa mendorong pertumbuhan ekonomi baik itu di IKN maupun di daerah-daerah sekitarnya,” kata dia.
Sebaliknya, pakar perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna mengatakan target penyelesaian IKN 2045 sulit diwujudkan.
“Masih jauh tidak masuk akal. Untuk sekarang, konteksnya menghidupkan dulu saja kotanya. Maka yang dibangun pertama adalah angkutan jalan dulu, bis listrik, atau jalan tol. Jangan sampai IKN itu menerapkan teknologi megah tapi berhutang,“ kata dia. (Tria Dianti / Arie Firdaus | BenarNews)