240 Warga Binaan Lapas Narkotika Bangli Lulus Tes Urine dan Asesmen Akhir Program Rehabilitasi Sosial 2024
pada tanggal
22 Oktober 2024
BANGLI, LELEMUKU.COM - Menjelang penutupan program rehabilitasi sosial Tahun Anggaran 2024, sebanyak 240 warga binaan di Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli telah menjalani tes urine dan asesmen akhir untuk mengevaluasi perkembangan mereka selama mengikuti program.
Tes yang berlangsung selama dua hari, yaitu pada 11 dan 14 Oktober 2024, merupakan bagian penting dari tahap akhir rehabilitasi yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Bali.
Dalam kegiatan ini, Lapas Narkotika Bangli bekerja sama dengan tim medis dan tiga dokter ahli, yaitu Dr. Hartawan dan Dr. Arya dari Lapas Kelas IIA Kerobokan serta Dr. Trisna dari Lapas Kelas IIB Tabanan.
Tes urine dilaksanakan oleh tim medis internal Lapas Narkotika Bangli, dan dari 240 peserta yang diuji, seluruhnya mendapatkan hasil negatif dari tes narkotika.
Marulye Simbolon, Kepala Lapas Narkotika Bangli, menjelaskan bahwa tes urine dan asesmen ini merupakan langkah evaluasi untuk melihat perkembangan para warga binaan setelah mengikuti program rehabilitasi.
“Kami bekerja sama dengan asesor dari beberapa Lapas di Bali untuk mengevaluasi perubahan perilaku dan kualitas hidup warga binaan terkait ketergantungan dan kesehatan mereka setelah menjalani rehabilitasi,” ujar Marulye.
Asesmen akhir ini menggunakan instrumen World Health Organization-Quality of Life (WHOQoL) yang bertujuan untuk menilai peningkatan kualitas hidup dan membantu warga binaan agar tidak terjerumus kembali ke dalam penyalahgunaan narkotika.
Asesmen ini juga berperan dalam meningkatkan kesadaran dan interaksi terapeutik antar warga binaan.
Dr. Hartawan, salah satu asesor dari Lapas Kerobokan, menyatakan bahwa hasil asesmen menunjukkan progres positif.
"Kami melihat perubahan perilaku yang lebih baik serta peningkatan kualitas hidup warga binaan. Tes urine yang negatif juga menjadi indikator kesuksesan program ini.
Semoga mereka dapat mempertahankan perubahan positif ini dan kembali berfungsi secara sosial di masyarakat," ujar Dr. Hartawan.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, Pramella Yunidar Pasaribu, turut mengapresiasi kerja keras tim rehabilitasi Lapas Narkotika Bangli.
“Program rehabilitasi berjalan sesuai jadwal, dan yang terpenting adalah peningkatan kualitas hidup warga binaan. Ini merupakan bukti dari upaya nyata yang telah dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam program ini,” ungkap Pramella.
Program rehabilitasi sosial di Lapas Narkotika Bangli diharapkan dapat menjadi contoh sukses bagi lembaga pemasyarakatan lain dalam menangani warga binaan dengan kasus penyalahgunaan narkotika.
Hasil tes urine yang negatif dan asesmen akhir yang menunjukkan peningkatan kualitas hidup menjadi bukti nyata bahwa program ini berhasil membawa perubahan positif dalam kehidupan para warga binaan. (beritabangli)