-->

Perkembangan Nilai Tukar Petani Papua Selatan September 2024

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Selatann September 2024

MERAUKE, LELEMUKU.COM - Perkembangan nilai tukar petani Provinsi Papua Selatann September 2024, dimana nilai Tukar Petani (NTP) Papua Selatan September 2024 sebesar 101,66 atau mengalami penurunan 0,52 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2024.

NTP Nasional September 2024 sebesar 120,30 atau mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dibanding dengan NTP bulan sebelumnya.

A. Perkembangan Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Pada Bulan September 2024, NTP Papua Selatan mengalami penurunan NTP sebesar 0,52 persen dibanding bulan sebelumnya. Perubahan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,52 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,005 persen.

NTP Nasional September 2024 sebesar 120,30 atau mengalami peningkatan sebesar 0,38 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.

Hasil penghitungan NTP di 38 provinsi pada September 2024 menunjukkan bahwa 24 provinsi mengalami peningkatan NTP dan 14 provinsi mengalami penurunan NTP. Provinsi Bengkulu tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi, yaitu sebesar 2,68 persen, sedangkan Provinsi Papua Barat tercatat mengalami penurunan NTP terdalam, yaitu sebesar 2,02 persen.

Perdesaan Papua Selatan pada September 2024 tercatat mengalami peningkatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,001 persen.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Papua Selatan pada September 2024 sebesar 104,46 atau mengalami penurunan sebesar 0,53 persen.

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani (It) terhadap indeks harga dibayar petani (Ib) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

NTP Papua Selatan September 2024 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,52 persen dibandingkan NTP Agustus 2024. Berdasarkan pemantauan harga perdesaan di Papua Selatan, adanya perubahan indeks NTP disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,52 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,005 persen.

1.1. Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It)

Perubahan harga komoditas yang diproduksi petani ditunjukkan oleh indeks harga yang diterima petani (It). Pada September 2024, It Papua Selatan sebesar 114,20 atau urun sebesar 0,52 persen dibandingkan It Agustus 2024. Penurunan It disebabkan oleh penurunan indeks pada subsektor hortikultura sebesar 2,59 persen.

1.2. Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib)

Fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian dapat diketahui melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib). Pada 2024, Ib Papua Selatan sebesar 112,34 atau meningkat sebesar 0,005 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya. Peningkatan Ib gabungan tersebut didorong oleh peningkatan Ib pada beberapa subsektor pertanian yaitu subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,04 persen, subsektor hortikultura naik sebesar 0,01 persen, subsektor perikanan naik sebesar 0,01 persen.

2. NTP Menurut Subsektor

2.1. NTP Tanaman Pangan (NTPP)

Pada Bulan September 2024, NTPP sebesar 96,48 atau mengalami kenaikan indeks sebesar 0,52 persen dibandingkan NTPP Agustus 2024. Hal ini disebabkan peningkatan It sebesar 0,56 persen, lebih cepat dibandingkan peningkatan Ib sebesar 0,04 persen.

Peningkatan Ib Tanaman Pangan disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,04 persen serta indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,02 persen.

Sementara peningkatan It dipicu oleh peningkatan indeks palawija sebesar 0,80 persen, sedangkan indeks komoditas padi tidak mengalami perubahan indeks.

2.2. NTP Tanaman Hortikultura (NTPH)

Pada September 2024, NTPH mengalami penurunan sebesar 2,60 persen menjadi 101,26 yang disebabkan oleh penurunan It sebesar 2,59 persen, sedangkan Ib naik sebesar 0,01 persen.

Penurunan It didorong oleh penurunan indeks pada kelompok sayur-sayuran sebesar 5,80 persen. Sementara itu, indeks pada kelompok buah-buahan naik 2,90 persen dan indeks pada tanaman obat-obatan naik sebesar 2,90 persen.

Peningkatan Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,01 persen. Sementara kelompok BPPBM juga mengalami peningkatan sebesar 0,03 persen.

2.3. NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada September 2024, NTPR tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,09 persen menjadi 101,44. Hal ini disebabkan tidak adanya perubahan It, sementara Ib mengalami penurunan sebesar 0,09 persen. Tidak adanya perubahan It disebabkan tidak adanya perubahan indeks Tanaman Perkebunan Rakyat.

Penurunan Ib dipicu oleh turunnya IKRT sebesar 0,10 persen, sementara itu indeks BPPBM meningkat sebesar 0,03 persen.

2.4. NTP Peternakan (NTPT)

Indeks NTPT September 2024 tercatat sebesar 110,47 atau mengalami peningkatan angka indeks sebesar 0,17 persen dibandingkan NTPT bulan sebelumnya. Perubahan NTPT di Bulan September disebabkan adanya peningkatan It sebesar 0,07 persen.

Sedangkan Ib mengalami penurunan indeks sebesar 0,10 persen. Peningkatan lt didorong oleh peningkatan indeks pada kelompok unggas sebesar 0,39 persen.

Penurunan Ib Peternakan disebabkan turunnya IKRT sebesar 0,15 persen. Sedangkan BPPBM tidak mengalami perubahan indeks.

2.5. NTP Perikanan (NTNP)

Nilai Tukar Perikanan September 2024 mengalami peningkatan angka indeks sebesar 0,20 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 112,79. Hal ini disebabkan peningkatan It sebesar 0,22 persen, lebih cepat dibandingkan peningkatan Ib sebesar 0,01 persen.

Peningkatan lt didorong oleh meningkatnnya indeks pada perikanan tangkap sebesar 0,23 persen, sedangkan perikanan budidaya menurun sebesar 0,69 persen.

Peningkatan Ib Perikanan September 2024 didorong oleh meningkatnya IKRT sebesar 0,02 persen dan meningkatnya BPPBM sebesar 0,002 persen.

1. Nilai Tukar Nelayan (NTN)

NTN Papua Selatan September 2024 adalah 112,98 atau mengalami peningkatan angka indeks sebesar 0,22 persen. Hal ini disebabkan peningkatan It sebesar 0,23 persen, lebih cepat dibandingkan peningkatan Ib nelayan sebesar 0,02 persen.

Peningkatan lt Nelayan disebabkan meningkatnya indeks pada penangkapan ikan di perairan umum sebesar 1,48 persen. Sementara itu, indeks pada penangkapan di laut tidak mengalami perubahan indeks.

Ib Nelayan pada September 2024 mengalami perubahan berupa peningkatan pada indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,02 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan.

2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)

Pada September 2024, NTPi Papua Selatan sebesar 103,53 atau mengalami penurunan angka indeks sebesar 0,58 persen dibandingkan NTPi bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh penurunan It sebesar 0,69 persen, serta penurunan Ib sebesar 0,11 persen. Penurunan Ib dipicu oleh turunnya IKRT sebesar 0,27 persen.

3. Perbandingan NTP Antar Provinsi

Hasil penghitungan NTP di 38 provinsi pada September 2024 menunjukkan bahwa 24 provinsi mengalami peningkatan NTP dan 14 provinsi mengalami penurunan NTP.

Provinsi Bengkulu tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi, yaitu sebesar 2,68 persen, sedangkan Provinsi Papua Barat tercatat mengalami penurunan NTP terdalam, yaitu sebesar 2,02 persen.

4. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT)

Konsumsi Rumah Tangga Petani merupakan salah satu komponen nilai yang dibayar oleh petani. Terlihat pada Tabel 3, IKRT bulan September 2024 di wilayah perdesaan Papua Selatan meningkat sebesar 0,001 persen. Peningkatan indeks di sebabkan oleh kelompok pengeluaran transportasi meningkat sebesar 0,07 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki yang meningkat sebesar 0,001 persen. Sedangkan Indeks harga pada kelompok pengeluaran rumah tangga yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau turun sebesar 0,01 persen. Sementara itu kelompok pengeluaran lain tidak mengalami perubahan indeks.

Sejalan dengan IKRT Papua, IKRT Nasional September 2024 tercatat mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,28 persen. Dari 38 provinsi di Indonesia, diketahui 11 provinsi mengalami peningkatan IKRT dan 27 provinsi mengalami penurunan pada September 2024. Provinsi Maluku Utara tercatat mengalami peningkatan IKRT tertinggi pada September 2024 yaitu sebesar 0,37 persen. Sementara itu, provinsi yang mengalami penurunan IKRT terdalam yaitu Provinsi Sumatera Barat dengan penurunan sebesar 1,18 persen.

Untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang terdiri atas 14 provinsi, tercatat 8 provinsi mengalami penurunan IKRT pada September 2024. Peningkatan IKRT tertinggi terjadi di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar 0,37 persen dan penurunan IKRT terdalam terjadi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu sebesar 0,84 persen.

 5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor

Terlihat pada Tabel 5, NTUP Papua Selatan pada September 2024 adalah 104,46 atau turun sebesar 0,53 persen. Jika dirinci menurut subsektor, tercatat NTUP pada subsektor hortikultura mengalami penurunan terdalam sebesar 2,62 persen, dan pada subsektor tanaman pangan mengalami peningkatan tertinggi sebesar 0,54 persen. (BPS Papua)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel