Informasi Terkini dan Berita Terbaru dari Kabupaten Boven Digoel
Boven Digoel, terletak di daerah selatan Papua. Dalam bahasa Belanda: Boven berarti atas. Ibu kota kabupaten ini terletak di Tanah Merah.
Kabupaten Boven Digoel merupakan kabupaten baru yang dibentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2002, sebagai hasil pemekaran dari kabupaten Merauke, bersamaan dengan sejumlah kabupaten lain di bagian selatan, yakni kabupaten Asmat dan kabupaten Mappi.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Boven Digoel dahulu dikenal dengan sebutan Digul Atas dan merupakan tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia . Digul Atas terletak di tepi sungai Digul Hilir, Tanah Papua bagian selatan.
Umumnya para wisatawan berkunjung ke Boven Digoel untuk melihat wisata sejarah, yaitu Penjara Boven Digul yang dahulu digunakan sebagai tempat untuk pembuangan para tawanan pergerakan nasional dengan jumlah tawanan tercata 1.308 orang. Di antara tokoh-tokoh pergerakan yang pernah dibuang ke sana antara lain Sayuti Melik, Ilyas Yacub ( tokoh Permi dan PSII Minangkabau) dan Sultan Syahrir.
Tempat pembuangan tersebut terbagi atas beberapa bagian, yakni Tanah Merah, Gunung Arang (tempat penyimpanan batu bara), kawasan militer yang juga menjadi tempat petugas pemerintah dan Tanah Tinggi. Sewaktu rombongan pertama datang, Digul sama sekali belum merupakan daerah pemukiman. Rombongan pertama sebanyak 1.300 orang, sebagian besar dari pulau jawa, diberangkatkan pada januari 1927. Pada akhir maret 1927 menyusul ratusan orang lain dari Sumatra. Mula-mula mereka ditempatkan di Tanah Merah. Dua tahun kemudian, melalui seleksi ketat, sebgaian di pindahkan ke Tanah Tinggi.
Pada Waktu Perang Pasifik meletus dan Jepang menduduki Indonesia , Tawanan Boven Digul diungsikan oleh Belanda ke Australia. Pemindahan itu didasari kekhawatiran tahanan akan memberontak jika tetap di Boven Digul. Diharapkan orang-orang Indonesia yang dibawa ke Australia akan membantu Belanda . Ternyata tahanan politik itu memperanguhi serikat bunuh Australia untuk memboikot kapal-kapal Belanda yang mendarat di Benua Kanguru. Nantinya setelah sekutu berhasil memperoleh kemenangan, tawanan itu dikembalikan ke tempat asalnya Indonesia.
Kabupaten Boven Digoel dengan ibu kotanya Tanah Merah adalah tempat bersejarah. Selain situs atau tempat-tempat bersejarah, Boven digoel juga memiliki berbagai objek wisata lainnya, yaitu objek wisata budaya, wisata alam dan wisata rohani
Berikut adalah artikel dari berita dan informasi terbaru dari Kabupaten Boven Digoel :
Kabupaten Boven Digoel merupakan kabupaten baru yang dibentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2002, sebagai hasil pemekaran dari kabupaten Merauke, bersamaan dengan sejumlah kabupaten lain di bagian selatan, yakni kabupaten Asmat dan kabupaten Mappi.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Boven Digoel dahulu dikenal dengan sebutan Digul Atas dan merupakan tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia . Digul Atas terletak di tepi sungai Digul Hilir, Tanah Papua bagian selatan.
Umumnya para wisatawan berkunjung ke Boven Digoel untuk melihat wisata sejarah, yaitu Penjara Boven Digul yang dahulu digunakan sebagai tempat untuk pembuangan para tawanan pergerakan nasional dengan jumlah tawanan tercata 1.308 orang. Di antara tokoh-tokoh pergerakan yang pernah dibuang ke sana antara lain Sayuti Melik, Ilyas Yacub ( tokoh Permi dan PSII Minangkabau) dan Sultan Syahrir.
Tempat pembuangan tersebut terbagi atas beberapa bagian, yakni Tanah Merah, Gunung Arang (tempat penyimpanan batu bara), kawasan militer yang juga menjadi tempat petugas pemerintah dan Tanah Tinggi. Sewaktu rombongan pertama datang, Digul sama sekali belum merupakan daerah pemukiman. Rombongan pertama sebanyak 1.300 orang, sebagian besar dari pulau jawa, diberangkatkan pada januari 1927. Pada akhir maret 1927 menyusul ratusan orang lain dari Sumatra. Mula-mula mereka ditempatkan di Tanah Merah. Dua tahun kemudian, melalui seleksi ketat, sebgaian di pindahkan ke Tanah Tinggi.
Pada Waktu Perang Pasifik meletus dan Jepang menduduki Indonesia , Tawanan Boven Digul diungsikan oleh Belanda ke Australia. Pemindahan itu didasari kekhawatiran tahanan akan memberontak jika tetap di Boven Digul. Diharapkan orang-orang Indonesia yang dibawa ke Australia akan membantu Belanda . Ternyata tahanan politik itu memperanguhi serikat bunuh Australia untuk memboikot kapal-kapal Belanda yang mendarat di Benua Kanguru. Nantinya setelah sekutu berhasil memperoleh kemenangan, tawanan itu dikembalikan ke tempat asalnya Indonesia.
Kabupaten Boven Digoel dengan ibu kotanya Tanah Merah adalah tempat bersejarah. Selain situs atau tempat-tempat bersejarah, Boven digoel juga memiliki berbagai objek wisata lainnya, yaitu objek wisata budaya, wisata alam dan wisata rohani