Informasi Terkini dan Berita Terbaru dari Kabupaten Jeneponto
Kabupaten Jeneponto adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten Jeneponto berada di desa Bontosunggu. Letak Geografi Kabupaten Jeneponto terletak antara 5o23'12” – 5o42’1,2” Lintang Selatan dan 119o29'12” – 119o56’44,9” Bujur Timur.
Berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Takalar di sebelah Utara, Kabupaten Bantaeng di sebelah Timur, Kabupaten Takalar sebelah Barat dan Laut Flores di sebelah Selatan.
Luas wilayah Kabupaten Jeneponto tercatat 749,79 km persegi yang meliputi 114 desa dan kelurahan, 11 kecamatan, yaitu: Kecamatan Bangkala, Batang, Kelara, Binamu, Tamalatea, Bontoramba,, Rumbia, Turatea, Tarowang, Arungkeke, Bangkala Barat.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 749,79 km2 dan berpenduduk sebanyak 415.174 jiwa (2020).
Kabupaten Jeneponto terletak di ujung bagian Barat wilayah Propinsi Sulsel yang jarak tempuhnya dari Kota Makassar sekitar 90 km.
Kabupaten Jeneponto juga dikenal sebagi penghasil nener dan benur ikan bandeng yang banyak dibudidayakan di Sulawesi Selatan. Wilayah Pesisir Kabupaten Jeneponto yang merupakan sentra produksi garam satu-satunya di pulau Sulawesi.
Produksi garam tidak hanya mencukupi kebutuhan garam yodium untuk provinsi Sulawesi Selatan saja, tetapi juga menyuplai kebutuhan kawasan timur Indonesia.
Kabupaten Jeneponto juga memiliki potensi pohon lontar (siwalan) yang begitu besar jumlahnya yang tersebar pada semua kecamatan sangat memungkinkan untuk pengembangan sentra industri gula merah. Saat ini pengelolaan gula merah rakyat masih dikelolah secara tradisional sehingga diperlukan adanya terknologi yang lebih modern untuk pengolahan gula merah yang diharapkan dapat menghasilkan produk gula merah dengan kualitas yang bersaing.
Serikaya, Ballo' Tanning, Ce'la, Bungung Salapang na Coto Jarang.. lima hal yang tak bisa terpisahkan dari Jeneponto. karena memang kelima hal ini selalu identik dengan Jeneponto.
Buah serikaya yang mengandung banyak manfaat ini memang banyak terdapat di Kabupaten Jeneponto, bahkan semua penjual serikaya yang ada di Kota makassar yang berjualan di pinggir jalan Alauddin Makassar tepatnya di depan Pasar Tradisional Pa' Baeng-baeng itu berasal dari Kabupaten Jeneponto. Dini hari mereka sudah berangkat ke Kota Makassar hanya untuk menjajakan buah serikaya hasil kebun mereka di Kota daeng Makassar. Salut untuk orang-orang Jeneponto, mereka benar-benar pekerja Keras istilah Siri' Tuma Siri' melekat erat di dada mereka.
Ballo' Tanning alias Ballo' manis dari sadapan nira pohon lontar atau yang sering disebut oleh masyarakat Jeneponto dengan sebutan pohon Tala', adalah salah satu hal terunik yang ada di Kabupaten Jeneponto. Rasa dari Ballo' Tanning ini memang sangat manis dan tidak membuat penikmatnya mabuk, dari rasaya yang manis itulah sehingga ballo Tanning ini dapat digunakan sebagai minuman pelepas dahaga sehabis menempuh perjalanan jauh. Ballo' Tanning ini juga dapat diolah menjadi gula merah.
Ce'la atau dalam bahasa Indonesia dinamakan dengan garam atau bahasa ilmiahnya Sodium Chloride (NaCl) memang banyak terdapat di Butta Turatea Jeneponto, karena memang Jeneponto adalah salah satu sentra penghasil garam di Sulawesi Selatan. Ce'la alias garam yang dihasilkan Kabupaten Jeneponto masih terbilang tradisional, oleh karena itu garam dari Kabupaten Jeneponto banyak diminati oleh pelaku bisnis di luar Sulawesi Selatan yang nantinya akan diolah kembali untuk menjadi garam konsumsi dan industri. Yang ingin belajar dan mengetahui proses pembuatan garam, silahkan datang saja ke Jeneponto.
Belum sah rasanya kalau mengunjungi Kabupaten Jeneponto tanpa mencicipi salah satu kuliner khas Jeneponto yang bernama Coto Kuda dan Gantala' Jarang racikan Jeneponto. "Jarang" dalam bahasa indonesia berarti kuda.
Rasa dari Coto berbahan dasar daging kuda ini hampir sama dengan rasa coto dengan bahan dasar daging sapi atau kerbau. Bagi anda yang tidak terbiasa menikmatinya mungkin tidak akan berselera untuk mencicipinya, tapi bagi saya coto kuda adalah hidangan yang nikmat dan mengundang selera, konon coto kuda ini dahulu adalah makanan yang khusus dihidangkan untuk para Karaeng (sebutan untuk seorang Raja) dan keluarga bangsawan saja.
Setiap ada acara-acara keluarga atau pesta hidangan ini selalu ada, karena menurut orang-orang di Jeneponto, tidak sah atau ada sesuatu yang terasa kurang jika tidak menyuguhkan yang namanya Coto Jarang dan Gantala'na kepada tamu yang datang.
Berikut adalah artikel dari berita dan informasi terbaru dari Kabupaten Jeneponto :
Berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Takalar di sebelah Utara, Kabupaten Bantaeng di sebelah Timur, Kabupaten Takalar sebelah Barat dan Laut Flores di sebelah Selatan.
Luas wilayah Kabupaten Jeneponto tercatat 749,79 km persegi yang meliputi 114 desa dan kelurahan, 11 kecamatan, yaitu: Kecamatan Bangkala, Batang, Kelara, Binamu, Tamalatea, Bontoramba,, Rumbia, Turatea, Tarowang, Arungkeke, Bangkala Barat.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 749,79 km2 dan berpenduduk sebanyak 415.174 jiwa (2020).
Kabupaten Jeneponto terletak di ujung bagian Barat wilayah Propinsi Sulsel yang jarak tempuhnya dari Kota Makassar sekitar 90 km.
Kabupaten Jeneponto juga dikenal sebagi penghasil nener dan benur ikan bandeng yang banyak dibudidayakan di Sulawesi Selatan. Wilayah Pesisir Kabupaten Jeneponto yang merupakan sentra produksi garam satu-satunya di pulau Sulawesi.
Produksi garam tidak hanya mencukupi kebutuhan garam yodium untuk provinsi Sulawesi Selatan saja, tetapi juga menyuplai kebutuhan kawasan timur Indonesia.
Kabupaten Jeneponto juga memiliki potensi pohon lontar (siwalan) yang begitu besar jumlahnya yang tersebar pada semua kecamatan sangat memungkinkan untuk pengembangan sentra industri gula merah. Saat ini pengelolaan gula merah rakyat masih dikelolah secara tradisional sehingga diperlukan adanya terknologi yang lebih modern untuk pengolahan gula merah yang diharapkan dapat menghasilkan produk gula merah dengan kualitas yang bersaing.
Serikaya, Ballo' Tanning, Ce'la, Bungung Salapang na Coto Jarang.. lima hal yang tak bisa terpisahkan dari Jeneponto. karena memang kelima hal ini selalu identik dengan Jeneponto.
Buah serikaya yang mengandung banyak manfaat ini memang banyak terdapat di Kabupaten Jeneponto, bahkan semua penjual serikaya yang ada di Kota makassar yang berjualan di pinggir jalan Alauddin Makassar tepatnya di depan Pasar Tradisional Pa' Baeng-baeng itu berasal dari Kabupaten Jeneponto. Dini hari mereka sudah berangkat ke Kota Makassar hanya untuk menjajakan buah serikaya hasil kebun mereka di Kota daeng Makassar. Salut untuk orang-orang Jeneponto, mereka benar-benar pekerja Keras istilah Siri' Tuma Siri' melekat erat di dada mereka.
Ballo' Tanning alias Ballo' manis dari sadapan nira pohon lontar atau yang sering disebut oleh masyarakat Jeneponto dengan sebutan pohon Tala', adalah salah satu hal terunik yang ada di Kabupaten Jeneponto. Rasa dari Ballo' Tanning ini memang sangat manis dan tidak membuat penikmatnya mabuk, dari rasaya yang manis itulah sehingga ballo Tanning ini dapat digunakan sebagai minuman pelepas dahaga sehabis menempuh perjalanan jauh. Ballo' Tanning ini juga dapat diolah menjadi gula merah.
Ce'la atau dalam bahasa Indonesia dinamakan dengan garam atau bahasa ilmiahnya Sodium Chloride (NaCl) memang banyak terdapat di Butta Turatea Jeneponto, karena memang Jeneponto adalah salah satu sentra penghasil garam di Sulawesi Selatan. Ce'la alias garam yang dihasilkan Kabupaten Jeneponto masih terbilang tradisional, oleh karena itu garam dari Kabupaten Jeneponto banyak diminati oleh pelaku bisnis di luar Sulawesi Selatan yang nantinya akan diolah kembali untuk menjadi garam konsumsi dan industri. Yang ingin belajar dan mengetahui proses pembuatan garam, silahkan datang saja ke Jeneponto.
Belum sah rasanya kalau mengunjungi Kabupaten Jeneponto tanpa mencicipi salah satu kuliner khas Jeneponto yang bernama Coto Kuda dan Gantala' Jarang racikan Jeneponto. "Jarang" dalam bahasa indonesia berarti kuda.
Rasa dari Coto berbahan dasar daging kuda ini hampir sama dengan rasa coto dengan bahan dasar daging sapi atau kerbau. Bagi anda yang tidak terbiasa menikmatinya mungkin tidak akan berselera untuk mencicipinya, tapi bagi saya coto kuda adalah hidangan yang nikmat dan mengundang selera, konon coto kuda ini dahulu adalah makanan yang khusus dihidangkan untuk para Karaeng (sebutan untuk seorang Raja) dan keluarga bangsawan saja.
Setiap ada acara-acara keluarga atau pesta hidangan ini selalu ada, karena menurut orang-orang di Jeneponto, tidak sah atau ada sesuatu yang terasa kurang jika tidak menyuguhkan yang namanya Coto Jarang dan Gantala'na kepada tamu yang datang.